Senin, 04 Juli 2011

OLAH RAGA YANG TERUKUR


Dr. Michael Triangto, SpKO
Disadur dari Majalah Mitra Keluarga Juni 2011 – Edisi 1
Meningkatkan derajat kesehatan dengan Sports Therapy.
Mitos bahwa olahraga itu harus bisa membuat tubuh menjadi lelah, dan pegal memang masih dipercaya oleh banyak orang. Konon, kondisi tubuh seperti itu setelah berolahraga mengindikasikan terlihatnya manfaat dari aktivitas tersebut. Padahal, olahraga yang berlebihan atau dipaksakan justru akan mengganggu kesehatan dan bisa berakibat fatal. Apalagi bagi seseorang yang ternyata mengidap penyakit tertentu, seperti jantung dan pembuluh darah atau diabetes.
Memang, olahraga adalah sebuah kegiatan yang bisa berat, tapi sekaligus juga mudah. ” “Namun, kita harus tahu dulu kebutuhan olahraga itu untuk apa. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, presentasi, atau sekedar fun?” kata Dr. Michael Triangto, SpKO, Direktur Slim & Health, Sports Therapy, RS Mitra Kemayoran, Jakarta.
Disisi lain sambung dokter spesialis olahraga ini, aktivitas fisik itu sendiri banyak jenisnya. Ada olahraga bagi penderita jantung, penderita osteoporosis, penderita diabetes, dan sebagainya. “Nah,dari pembagian jenis olahraga itulah kita bisa menetapkan untuk apa sebenarnya seseorang harus melakukan olahraga. Paling tidak, akan lebih mudah bagi seseorang untuk melakukan kegiatan olahraga pilihannya secara tertib. Hanya saja, khusus untuk menderita suatu penyakit, tentu harus melalui konsultasi dokter terlebih dahulu,” tutur Michael.
Menurut dia, inti yang ingin disampaikan adalah olahraga untuk kesehatan harus sesuai dengan batas kemampuan dan bukan dipaksakan. Itu sebabnya, memberikan pola dan porsi latihan yang tepat untuk masing – masing orang selalu berbeda. “Untuk tujuan kesehatan sangat jauh berbeda dengan olahraga untuk tujuan meraih prestasi, “ujar dokter spesialis kedokteran olahraga yang kenyang mengawal tim olahraga nasional di berbagai event internasional ini.
Proses yang baik,benar dan terukur sangat penting diperhatikan dalam berolahraga karena akan sangat terkait dengan pencapaian hasl yang memuaskan. Karena itulah, dibutuhkan suatu terminologi olahraga yang diukur melalui berbagai faktor, mulai dari usia, kondisi dan kemampuan fisik, kualitas organ – organ tubuh, serta intensitasnya. Semua itu harus disesuaikan sebelum melakukan latihan.
“Sports therapy adalah kata kuncinya. Melalui sports therapy seseorang akan menjadi tahu kondisi tubuh dia yang sebenarnya dan olahraga apa yang cocok dilakoni. Selain bisa membantu proses penyembuhan suatu penyakit, sports therapy diyakini pula bisa meningkatkan derajat kesehatan,”ungkap Michael.
Bagi Rumah Sakit Mitra Kemayoran, program terapi olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan ini sebenarnya telah ada sejak tahun 2001, namun baru resmi diterapkan kepada pasien pada tahun 2004. “Olahraga disini memang disebut sports therapy. Ada bagian aerobik atau cardio dan ada bagian – bagian un-aerobic. Setiap lathan kita sesuaikan dengan denyut jantung masing – masing pasien. Kemampuan juga kita sesuaikan dengan usia,” tuturnya.
Di RS Mitra Kemayoran, pelatihan sport therapy diterapkan dengan menggunakan monitor jantung guna mengukur dan mengatur denyutan yang masih diijinkan bagi pasien untuk melakukan aktivitas olahraga. Sementara bagi pasien yang pernah mengalami serangan jantung dan pernah dirawat, penanganannya akan dibantu oleh dokter spesialis jantung dan bagian rehabnya.
“Bagi pasien yang pernah mengalami serangan jantung, Sports Therapy sangat perlu dilakukan untuk mengetahi derajat kemampuannya dalam melakukan aktivitas olahraga dan olahraga yang tepat buat dia. Paling tidak, Sports Therapy bisa menjadi olahraga buatnya karena aktivitasnya lebih banyak bersifat terapi,”jelas Michael.
Selain gerakan aerobik, sports therapy juga memperhatikan intensitas denyut jantung maksimal guna mengetahui kemampuannya berolahraga, serta faktor usia. Malah bagi pengidap penyakit tertentu, obat – obatan yang harus dikonsumsi, jumlah dan frekuensinya pun harus disesuaikan sehingga aktivitas ini mampu meningkatkan derajat kesehatan bagi upaya penyembuhannya penyakitnya. “Ini yang tidak memiliki oleh sekedar senam aerobik, tetapi sports therapy terukur dan menggunakan alat ukur,” katanya.
Yang pasti, sports therapy adalah terapi untuk menentukan olahraga terukur dan teratur untuk kondisi dan individu tertentu. Michael mengambil contoh seseorang yang melakukan sit up guna melatih otot perut. Teori menyebutkan, posisi 45 derajat merupakan sudut paling bagus. Namun, faktor tinggi badan yang dimiliki akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengangkat bahu, dan saat akan duduk.
“Dengan sports therapy akan diketahui sudut paling bagus untuk melakukan sit up bagi seseorang. Apalagi, ukuran yang dimiliki masing- masing orang belum tentu sama. Jadi, tidak bisa di-push terlalu berat, karena akibatnya bisa fatal,” jelasnya.
Michael mengaku, sesuai dengan tren di era modern ini, umumnya pasien yang datang dan tertarik mengikuti sports therapy lebih banyak bertujuan untuk mendukung penampilan mereka, atau ingin terlihat langsing (slim) daripada untuk peningkatan derajat kesehatan (health) dengan prosentase 60 berbanding 40.
“Namun, prensentase pasien yang ingin sehat terus bertambah. Ini dipicu dengan fenomena banyaknya penyakit dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menghindar dari obat. Dan ini adalah isu yang baik. Karena, semua bisa didapat disini, di RS Mitra Kemayoran”.
Malah tidak hanya sekedar memberi terapi, dalam Sports Therapy di RS Mitra Kemayoran juga diarahkan untuk membentuk pola pikir (mind set) pasien ke arah yang positif dengan memberikan persepsi yang benar terhadap pengertian dan mitos – mitos yang salah tentang kesehatan, kegiatan olahraga, diet dan sebagainya.
“Karena itulah, yang pertama – tama kita tanyakan kepada pasien adalah, apa motivasinya berobat ke RS Mitra Kemayoran. Setelah itu baru kita pilihkan olahraga yang paling tepat, lalu kita anjurkan diet, dan yang terakhir adalah obat. Yang pasti, tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka,” tutur Michael. (fer).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar