Kamis, 17 Februari 2011

Program Penanggulangan GAKY Berkembang Sangat Cepat

Dir Bina Gizi
Surabaya, 17/2 -GIZINET — Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, DR Minarto MPS mengemukakan bahwa berdasarkan pengamatannya selama ini, ia menilai Program Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) berkembang sangat cepat.
“Tahun 70-an sampai 90-an kita mendeteksi masalah GAKY dengan palpasi, yang hasilnya adalah prevalensi gondok total atau Total Goitre Rate (TGR) pada anak sekolah, yang menggambarkan sebaran masalah. Sekarang sudah menggunakan uji kandungan yodium yang dikeluarkan melalui urin. Lebih canggih dan lebih akurat.” Demikian Minarto.
Dijelaskan pula oleh Direktur Bina Gizi bahwa saat ini digunakan ketiga metoda pengukuran masalah GAKY yaitu Palpasi Kelenjar Gondok, Uji Kandungan Yodium melalui Urin, dan Uji Kandungan Yodium dalam Garam.
“Saat ini di beberapa provinsi bahkan kabupaten, pemerintah setempat sudah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota yang mengatur peredaran dan distribusi garam konsumsi di wilayahnya, untuk melindungi masyarakat dari peredaran garam non-yodium.” Ujar Minarto.
“Yang paling penting adalah Sistem Informasi yang akan dibangun, agar kaidah dan persyaratan system informasi terpenuhi, yaitu data akurat dan terlaporkan tepat waktu. Dengan demikian dapat menjadi upaya pencegahan agar tidak timbul kasus kretin baru” Ungkap Minarto lagi.
Contoh Kemasan Garam Rakyat
Kondisi yang terpantau dari hasil survey, saat ini masih sekitar 20% rumah tangga di Indonesia belum tersentuh garam beryodium dalam konsumsi makannya sehari-hari. Untuk memantau perkembangan kondisi tersebut, menurut Minarto, bisa saja dilakukan melalui survey berkala pada tingkat distribusi atau pasar. Jika diketahui persentase garam di pasar yang beryodium, maka itulah yang akan sampai di rumah tangga.
Informasi tersebut disampaikan Direktur Bina Gizi dalam acara Pembukaan
Berfoto bersama
Pertemuan Penyusunan Pedoman Pemantauan Garam Beryodium Di Rumah Tangga yang bertempat di Sidoarjo, Jawa Timur, tanggal 16 Februari kemarin. Hadir dalam pertemuan dari Kementerian Dalam Negeri, Perindustrian, Perdagangan, Bappenas, Badan POM, pakar gizi, serta dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Maluku, dan Jawa Timur.
Di akhir pengarahannya, Direktur Bina Gizi menegaskan dua hal penting yaitu : 1) perlu Tim GAKY di berbagai tingkat administrasi pemerintahan, dan 2) jangan terpaku hanya untuk menjawab Berapa persen rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium. (emanz/Tim Teknis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar